Senin, 28 April 2014

Skejul

Selamat pagi!

Hari ini, aku berencana menyebarkan kuesioner kepada pegawai - pegawai di Dinas Kehutanan.

Padahal cuma mau nyebarin kuesioner aja, tapi rasanya deg-degan banget.
Aku suka gak enakan sih.. takut kalau - kalau keberadaanku mengganggu pekerjaan mereka.

Tapi mau gimana lagi? kalo aku gak nyari data, ntar skripsinya gak kelar - kelar.

Mudah-mudahan orang Dinas pada welcome ya hari ini. Doakan akooohhh!!!! :)


Minggu, 27 April 2014

Efek Media Sosial



Bertahun - tahun aku aktif sebagai pengguna jejaring sosial. Baru akhir - akhir ini aku mikir, kalau ternyata media sosial ini lebih bisa mengembangkan sifat jelek dalam diriku ketimbang membawa perkembangan yang baik.

Biar kujabarkan satu- satu apa saja dampak negatif media sosial buatku:

1. Aku sering lupa waktu. Kalo udah ngobrol sama teman di facebook atau twitter, biasanya aku akan memundurkan jadwal untuk kegiatanku yang lain. Padahal yang kita obrolin pun sering gak penting. Bahkan kalo aku lagi gila sama game di facebook, aku bisa menghabiskan waktu berjam - jam cuma demi meningkatkan level dalam game (asli, gak penting).

2. Aku jadi lebih sering ngatain orang. Misalnya nih, aku nemu status orang yang 'gak ngena' di hati, atau status yang kesannya lumayan 'alay'. Itu biasanya aku pasti bakal langsung mikir jelek tentang orang tersebut, aku pasti akan langsung mengeluarkan komentar pedas (bohong deh kalo lo gak pernah ngalamin hal yang sama?)

3. Aku jadi mudah iri hati. Iri hatinya ya setiap kali lihat teman dapat sesuatu yang katakanlah 'keren', maka terbersit sedikit rasa iri di dalam hati; kenapa aku gak begitu?
Contoh ya.. ada temennya temenku yang sekarang lanjut kuliah di Jepang. Aku jadi sirik; kok aku gak gitu juga? (padahal aku tahu kalo rejeki orang itu beda-beda, kenapa lagi aku harus iri?). Yang paling sering bikin sirik yahh... kalo liat foto - foto teman yang lagi liburan. Wah,, itu tingkat iri dan dengki pasti bakal langsung meningkat tajam.

4. Kita dibentuk jadi orang yang suka pamer. Apa aja kita ceritain di media sosial. Ya handphone baru, ya rumah baru, ya kamera baru, ya pacar baru, ya penghargaan baru. Kita jadi berlomba - lomba pengen jadi yang paling hebat di media sosial. Kita berusaha memperlihatkan apa saja yang kita punya. Apa saja yang bisa jadi kebanggan buat kita. Sampai - sampai kita lupa; ini udah masuk kategori menyombongkan diri. 
(Media sosial yang paling mendukung sifat ini tentu saja instagram). Fiuh..

5. Kita jadi suka memata - matai hidup orang lain. Kita jadi lebih suka membesar-besarkan aib orang lain (atas nama 'gosip terhangat di med-sos). Kita jadi orang yang bertambah busuk dari hari ke hari.


Media sosial bikin kita lebih banyak dosa, ya gak sih?
(Buktinya sekarang udah semakin marak kejahatan yang awal mulanya dari media sosial kayak penipuan, pembunuhan, penculikan,dll)

Media sosial bikin kita (sedikit banyak) mulai membanding - bandingkan hidup kita dengan hidup orang lain. Padahal sekali lagi, jalan hidup masing - masing orang kan beda - beda? 

Setiap kali aku menggunakan media sosial, sebenarnya aku selalu berusaha untuk mengembangkan sisi positif dari media sosial. Walapun tetap saja, dampak negatif pada akhirnya akan muncul.

Penggunaan media sosial secara positif olehku yaitu:

1. Media sosial kugunakan untuk menulis. Mengembangkan pemikiran - pemikiran dan memublikasikan beberapa karya yang belum sempat muncul di media cetak.

2. Media sosial kugunakan untuk memeroleh informasi terkait kuliah, dunia tulis - menulis, serta berita dari dalam dan luar negeri.

3. Media sosial kugunakan untuk bertukar kabar dengan teman yang sudah jarang ditemui. Media sosial mendekatkan kami yang jauh.

Tu kan.. kayaknya efek negatifnya lebih besar kan ketimbang yang positif?


Beberapa hari ini, setiap kali aku buka facebook atau twitter.. entah kenapa aku jadi gak enak sendiri.

Aku baca status orang - orang satu persatu. Semua orang 'disana' pada mengeluh, ada yang berbahagia di media sosial, menangis di media sosial, bahkan berdoa pun di media sosial.

Benarkah media sosial nantinya akan menggeser posisi Tuhan?

(Oh God... mengerikan sekali).



Maka dari itu, dalam beberapa waktu terakhir, aku berusaha mengurangi interaksi di media sosial.

Aku mau memperbaiki diri aja lah sekarang.

Sibuk buka media sosial rasa - rasanya sama kayak sibuk ngurusin hidup orang, sedangkan hidupku sendiri aja belum bener.

Ampun Tuhan. :(










Dongen Mahasiswi Krisis

#DongengMahasiswiKrisis

Kasihan aja sih sama Adek yang merasa rugi besar setelah mengikuti seminar hari ini.
Dia kira, itu seminar tentang tutorial make-up plus bagi - bagi make-up dari wardah.
Ya wajar lah ya dia mikir gitu, bayar seminarnya aja 100 Ribu.

Seumur - umur aku kuliah pun, gak pernah ada tuh seminar 'asik' ala kampus yang biayanya segede seminar kali ini (sepengetahuanku sih).
Bahkan stand up komedi RADITY DIKA yang diselenggarakan di kampus pun biayanya cuma 35ribu...

Sampe rumah sore tadi, dia langsung terkulai lemas mengingat ongkos yang dia keluarkan menuju hotel tempat seminar juga mencapai 100ribu.

Jadi hari ini, dia resmi menghabiskan uang 200 ribu untuk sebuah seminar yang bahkan dia gak ngerti sama sekali karena itu bukan 'konsentrasi' keilmuannya.

Aku ikut sebel. (Solidaritas lah atas kesialan dia)

Ikut sebel sama pihak penyelenggara yang terkesan agak 'mengaburkan' tema seminar. 
Miris juga sama dia yang gak dapet infomasi yang jelas.

Yang paling miris adalah:
Kok ada seminar kampus yang biayanya sampe 100ribu? biasanya juga gak pake bayar.

Atau kita nya yang terlanjur miskin, duit 200 ribu aja diributin?

Atau mahasiswa sekarang udah pada kaya sampai duit 200 ribu di akhir bulan jadi kayak daun - daun gugur?

Gak ngerti deh. -_-

Tapi kalo dipikir-pikir, 200 ribu itu kalo dibawa ke gramedia.. udah dapet banyak buku kan. -_-

Atau ikut seminar begituan nilainya lebih besar daripada beli buku?

Kayaknya gak juga deh.

Kalo ikut seminar dan gak ngerti, malah lebih bagus baca buku berkali - kali sampai ngerti kan?

Ah.. seminar itu sepertinya menyebalkan sekali.

Udah, lain kali gak usah ikut seminar lagi lah. Beli make up sendiri aja. Tutorial lewat youtube aja. Udah.

Mama Cake

Aku baru nonton film 'MamaCake' beberapa hari yang lalu. Memang sih agak telat, tapi gak masalah daripada gak nonton. :)


Film 'MamaCake' adalah film yang bergendre drama komedi. Dibintangi oleh salah satu presenter ganteng Indonesia yaitu Ananda Omes, dan Boy William (dia sih gak ganteng, songong abis! gak suka; sok bule), juga satunya lagi (yang gimbal) aku gak tau namanya.

Film ini sebenarnya punya alur cerita yang sederhana, tapi sangat menarik.

Alkisah, Rakha (Ananda Omes) adalah anak orang kaya Jakarta yang ditugaskan oleh Papanya membeli MamaCake (Brownies) buat si Nenek yang lagi sekarat di rumah sakit.
Walaupun MamaCake tersebut punya cabang di mana - mana dan di Jakarta pun ada, Rakha tetap harus membeli MamaCake di Bandung. Karena pesan terakhir dari si Nenek adalah seperti itu. Si Nenek cuma mau makan MamaCake dari toko pusatnya yang ada di Bandung.

Dengan ditemani Boy William (bule gadungan) dan satu temannya yang gimbal, akhirnya Rakha berangkat menuju Bandung. Nah, dalam perjalanan membeli MamaCake inilah, banyak peristiwa terjadi. Banyak hal yang dialami Rakha dan dua temannya yang akhirnya memunculkan pemahaman baru bagi mereka tentang nilai - nilai dalam hidup. 



Kenapa film ini kuanggap menarik? karena pesan film nya bagus banget. Film ini berusaha mengangkat nilai - nilai budaya dan nilai - nilai moral yang hampir terlupakan oleh generasi muda sekarang. Film ini berusaha menyampaikan bahwa budaya barat itu tidak seharusnya diikuti secara penuh oleh generasi muda. 
Bahwa diatas itu semua, ada nilai - nilai yang lebih penting yaitu nilai - nilai moral, nilai - nilai cinta kasih, juga nilai  - nilai agama.

Walaupun memang, 'tampilan' film ini agak absurd. Warna warni dimana - mana. hahaha.
Tapi film nya bagus kok.

Film ini kurekomendasikan bagi kalian yang hobi nonton tapi kehabisan stok film.

Yakin deh, film ini bakal bikin kalian 'berpikir' dan kemudian mencari 'makna'. (bagi yang mau berpikir)

So, nonton ya... :)

Sabtu, 26 April 2014

Gara - gara DUIT

Gak nyangka aja, sekian tahun kenal sama itu orang.. baru akhir – akhir ini aku dapetin dia benar – benar marah. Alasan marahnya ya... gara – gara aku.

Di satu sisi, aku merasa senang karena akhirnya aku tahu kalau ternyata dia juga bisa marah.
Hanya saja, disisi lain.. aku sekaligus merasa gak enak. Gak enak karena aku selalu aja menyusahkan hidup dia dengan banyak ulah. Fiuhh..

Permasalahan kita tuh sebenarnya gini;

Kan bulan kemaren aku minta tolong dia buat nyariin buku teori (yang ku perlukan untuk kebutuhan skripsi). Setelah satu minggu aku nunggu, akhirnya buku itu ketemu.
Sebelum dia ngirimin buku itu ke aku, aku minta dong nomor rekening bank dia supaya aku bisa langsung ganti uang dia, dan gak nyusahin dia dengan segala biaya termasuk ongkos kirim.
Tapi si dia kekeh, bilang kalau mending pakai uang dia dulu.. kalo udah selesai semua baru diganti.
Ya udah aku nurut.

Nah, setelah bukunya sampai dengan selamat, aku pun nanya lagi nomor rekening bank dia.
Aku kan gak enak kalau harus pura – pura gak tau setelah pakai uang dia untuk beli buku itu. Kan ceritanya aku minta tolong cariin, bukan minta dibeliin. Makanya aku ngotot banget mau ganti.
Aku desak dia beberapa hari supaya mau ngasih tau nomor rekening bank atas nama dia. Tapi alasan dia selalu muter – muter. Dia bilang dia gak hapal nomor rekening itu dan buku tabungannya ada di kosan sedangkan dia udah berapa hari gak balik – balik ke kosan. Sampai capek aku nungguin kabar dari dia; kapan kira – kira dia mau balik ke kosan.
Iseng (aku kan stalker sejati, xixixi), aku buka wall facebook dia. Yang paling mengesalkan adalah kenyataan bahwa disana sebenarnya dia selalu pulang kekosannya hampir setiap hari, tapi bahkan dia gak ada niatan buat lihat buku tabungan dan sms-in nomor rekening itu ke aku.
Yah... itu cukup menyebalkan saudara – saudara pembaca yang budiman.

Sebenarnya, aku bisa saja sih.. pura – pura gak tau dan menikmati saja buku teori secara gratisan. Apalagi dia juga udah bilang kalo uangnya gak apa – apa gak diganti. Trus dia juga bilang gantinya bisa kapan – kapan aja.
Tapi karena aku suka gak enak kalau terlalu banyak hutang budi sama orang (apalagi laki – laki), dan aku juga gak enak karena ngomong minta dicariin (bukan minta dibeliin), aku tetap ngotot mau ganti uang itu.
Cuma ya emang dasar budaya Indonesia yang terkadang tidak menyenangkan ini (cowok harus bayarin segala – gala), aku pun akhirnya mengirimkan uang tersebut ke kampus.

Disinilah permasalahan kemudian terjadi.
Pas aku sms untuk bilang kalau aku ngirimin duit pakai amplop ke kampus dia, dia marah besar. Dia bilang aku gak sabaran, dia bilang aku ngeselin, yah.. intinya aku tahu sih kalau dia Cuma mau bilang “Seharusnya aku gak ngirimin apa – apa ke kampus”.

Tapi trus aku harus gimana dong ketika aku bahkan gak kepikiran alamat kosan dia (gara – gara dia bilang jarang balik ke kosan), dan aku pun gak tau nomor rekening dia?? Masa iya uangnya gak usah diganti? Itu menciderai harga diri guwehhh Men!!!!
Akhirnya, pikiranku pun tertuju hanya pada satu tempat: KAMPUS!!!
Kebetulan juga ‘katanya’ dia bantu – bantu kerja di laboratorium kampus. Ya udah kan, daripada uangnya gak dikirim..alangkah lebih baiknya kalau uang itu kukirim ke kampus aja. Toh pasti ada juga yang kenal sama dia.

Hanya saja... aku gak pernah nyangka kalau akhirnya dia jadi marah – marah dan menjadi sangat kesal.
Jujur, aku gak ngerti salahku dimana. Aku kan cuma mau balikin duit? Lagian dikampus kan gak mungkin gak ada yang kenal sama dia?
Atau mungkin “Ngirimin surat ke kampus adalah tindakan yang SANGAT BERLEBIHAN”???

Sampai postingan ini dibuat, aku masih tetap mikir. Aku beneran salah gak ya? Ngirimin paket ke kampus (ketika teman kamu pun bekerja di kampus) itu berlebihan ya?? Asli bingung.


-_-

Jumat, 25 April 2014

Cam Bek

Holaa... apa kabar? lumayan lama ya gak posting. :)

Baru sembuh sih.
Kemaren kena flu beberapa hari. Tapi mungkin juga tipes nya ngulang lagi.
Soalnya kalo sekedar flu, gak mungkin juga badanku sampai lemas banget dan gak kuat ngapa - ngapain.
Mulut juga ikutan pahit, makan pun gak enak. Jadi beberapa hari cuma minum susu.

Untungnya sekarang udah sembuh, dan alhamdulillah bisa makan rujak *Hiyahhhh

Udah ya, cuma mau ngabarin itu aja sih. Ya kali aja kan ada yang nungguin kabar. xixixixi

Se U .

Minggu, 20 April 2014

I am Sick Broohh 2

Selamat pagi!! 
Akhir – akhir ini aku kebanyakan tidur. Jam tidurku kemarin bahkan mencapai sepuluh jam. Parah banget kan?
Kata psikolog, orang kebanyakan tidur itu artinya jiwanya sedang tertekan.
Pertanyaannya adalah beneran nih??
Berarti skripsi benar – benar menguras hati, jiwa dan raga ya. Hahaha
Sebenarnya, aku gak mau sih nganggap diriku tertekan. Tiap ditanya teman tentang skripsi, aku paling gak suka ngeluh. Hmm... mungkin gara – gara itu juga ya. Makanya tekanannya tinggal di dalam diri, soalnya gak dikeluarin. Hihihi

                Kebanyakan tidur kali ini mungkin juga efek dari kondisi tubuh yang kurang sehat. Huahh... tenggorokanku sakitnya gak ilang - ilang, hidungku mampet, badan meriang, hikss.

Pengennya kalau bangun tidur itu, badan langsung segar, langsung sembuh. Tapi ternyata masih aja gak enak. Padahal udah minum obat. L

Sabtu, 19 April 2014

I am Sick Broohh

Meriang yang kemaren akhirnya bertransformasi jadi flu.
Dari bangun tidur pagi tadi pun rasanya sudah gak enak banget. Badan jadi lemes.
Sekarang aja bersin – bersin mulu.
Imbasnya, mau jalan keluar nyari makan jadi males.

Aku malah ngebayangin.. kok gak ada sih nasi padang yang jualan keliling pake gerobak dorong? Asik kan kalo ada. Kita jadi gak repot jalan kemana –mana.


Apalagi dengan kondisi flu begini. Huahh...

Jumat, 18 April 2014

Body

Masih gak habis pikir sama orang – orang yang suka sekali menghina kekurangan fisik orang lain.
Berkali – kali kukatakan bahwa, “ Gak ada orang yang bisa milih mau seperti apa bentuknya nanti ketika ia dilahirkan”.
Semuanya itu kehendak Tuhan.
Tapi kenapa sih, masih saja ada orang – orang gak tau diri yang merasa dirinya paling sempurna sampai – sampai berhak untuk menghina kekurang orang lain?

Aku juga sering lihat di TV. Ada beberapa pelawak yang entah karena alasan apa, memilih untuk melucu dengan cara menyindir kekurang fisik orang yang dia lihat. Hey! Apa dia pikir itu lucu?
Sejujurnya, aku gak pernah ikut tertawa (pas bagian itu). Aku malah mikir.. Itu orang yang dikatain pura – pura ikut tertawa, tapi pasti dalam hati dia agak tersinggung. Emang siapa sih yang suka kekurangan fisiknya dijadikan bahan tertawaan banyak orang? Gak ada kan?
Jadi aku gak heran ketika sekarang beberapa pelawak (dengan lawakan cemen tersebut) akhirnya sekarang jadi gak terlalu ngetop lagi.

So, ayolah... kita semua sama – sama belajar berbesar hati, saling belajar menerima kekurangan orang lain. Gak rugi juga kan?
Aku pernah sih, suatu waktu punya gebetan.. dan seseorang tiba – tiba bilang,
“ Gebetan lo jelek Za “
WHAT??? Sejujurnya aku gak bisa terima. Tapi akhirnya aku diemin aja daripada ribut.
Bukan karena aku sebegitu cintanya sama orang itu (aku gak pernah suka dibilang cinta mati sama seseorang), tapi ini lebih karena... kok bisa sih dia ngukur kualitas gebetanku cuma dari fisiknya aja?
Aku kan gak mungkin memilih dekat dengan seseorang cuma karena dia ganteng, atau tajir atau pinter aja. Kepribadian pasti jadi ukuran yang paling abadi, untuk mengekalkan satu orang dalam hati kita. Iya gak sih?
Emang berapa lama coba, ketampanan bisa bikin kalian bertahan sangat lama?
Suatu hari, yang ganteng bakal tua MENNN... Suatu hari yang pinter bakal pikun, dan yang tajir pun bakal gak tajir lagi kalo uangnya dipake terus.

Tapi orang baik, orang yang punya kepribadian baik dan punya iman... itu gak bakal berubah sampai dia mati. Dia bakal tetap baik, dia bakal tetap jadi pasangan yang baik untuk kita.
Aku gak memungkiri kalau fisik memang menjadi daya tarik utama ketika pertama kali kita bertemu seseorang. Namun alangkah bijaknya jika hal tersebut gak jadi tolak ukur utama.

Kita gak perlu lah.. mengkerdilkan diri kita sendiri dengan menganggap bahwa orang – orang yang punya fisik indah itu harus didahulukan, sedang orang yang fisiknya kekurangan... mending nyebur kelaut aja.
Tuhan pun gak pernah membeda – bedakan kita karena alasan fisik, masa manusia gitu?


 *Jadi ingat kata - kata Mamak waktu liat teman Adek (yang masih SD) maen ke rumah. Waktu itu kalo gak salah temennya itu gendut dan agak hitam. Dan ada beberapa teman Adek yang lain di luar rumah yang kedengeran sibuk ngatain dia (biasa, ini kan mainan anak - anak).Trus Mamak langsung bilang ke Adek,
" Jangan dikatain ya.. Nanti dia nangis. Maennya yang bener. Jangan ngata - ngatain,"
Ya... bener sih. Orang gede juga bisa nangis kalo keseringan dikatain. Apalagi anak kecil.



Kamis, 17 April 2014

Cuaca

Cuaca  Indralaya hari ini agak sulit diprediksi.
Pas aku berangkat kekampus tadi pagi, matahari bersinar begitu terik. Sampai – sampai aku harus melindungi wajahku dengan tangan supaya kulitku tidak terbuakharr.
Siangnya... tepat pukul 1 lewat 19 menit (saat aku keluar dari perpustakaan kampus), tiba - tiba hujan turun. Tidak terlalu lebat memang, hanya saja cukup untuk membuat orang – orang diam dan bertahan di area gedung agar tidak kebasahan.

Keluar dari perpus (dengan cuaca yang masih hujan) aku berjalan cepat menuju kantin 13 (nomor kantinnya 13), yang tidak seberapa jauh dari gedung perpustakaan. Karena pagi tadi aku kepanasan, aku pun memesan es capucino dan sebungkus nasi untuk ku bawa pulang.
Trus aku naik angkot menuju kosan. Di dalam angkot, ternyata hujan turun tambah lebat.
(Suasana hujan tersebut dimeriahkan oleh dua brondong batak kece di dalam angkot,hehehe.)

Yang aneh.. semakin dekat jarakku dengan kosan, hujan pun berangsur – angsur berhenti.
Ini jelas membuktikan bahwa pembagian hujan di wilayah sini sama sekali tidak merata.

Aku pun dapat bernapas lega sebab ketika sampai di kosan, jemuranku tidak ada yang bhashahh khuyub (ini yang penting, hehehe).
Abis solat zhuhur dan menghabiskan es juga nasi plus nonton gosip sebentar (se-jam doang J), aku pun membuat postingan ini.

Agak menyebalkan sih... sebab gara – gara cuaca yang tidak jelas ini, tubuhku jadi agak meriang. Panas dingin gak jelas gitu lah.
Mudah – mudahan gak jadi demam deh. Soalnya minggu depan kan (rencananya) mau ngambil data buat skripsi.
Se-ki-an Fans!! :D




Rabu, 16 April 2014

Searching :D

'Searching' adalah kata andalanku tiap kali bertemu teman lama dan tiba - tiba mereka langsung bertanya tentang pacar.

" Lagi nyari, nyantai aja " lalu aku tersenyum manis.

Untuk perempuan dengan usia 21 tahun ( beranjak menuju 22 tahun ), pertanyaan itu belum akan menjadi beban. 
Kenyataannya, aku belum terlalu membutuhkan sosok pacar.. walaupun terkadang memang ada momen - momen disaat kita melihat orang lain mesra - mesraan, lalu tiba - tiba kita jadi pengen juga. hahahaha

Tapi.. itu belum jadi masalah kok.

Sebenarnya sih, aku bukan tipe orang yang mudah merasa nyaman dengan orang lain. Terutama lawan jenis. Hmm.. mungkin karena di keluarga, aku gak punya saudara cowok kali ya. Disekolah juga, aku gak biasa gaul sama anak cowok. Jadinya yah.. agak sungkan gitu kalo deket - dekat sama kaum mereka.

Jadi, kalau ada cowok yang bisa deket dan jadi temenku, itu artinya dia punya aura 'nyaman' yang cukup tinggi sehingga aku mau dan mampu untuk deket - deket.

Eniwee... sepanjang sejarah perjalanan 'searching', aku sempat dekat dengan beberapa cowok. Yang pada akhirnya semua kugugurkan karena ada satu dan lain hal yang tidak lagi membuatku merasa nyaman.

Oke, kita bikin daftar dulu ya:

Cowok 1 = Suka sama temenku, gak suka sama aku.
Cowok 2 = Suka sama aku, tapi udah punya pacar ( hahaha, masa lalu ).
Cowok 3 = Gak suka sama aku, aku juga gak suka - suka banget tapi maksa tapi akhirnya gak jadian(haha)
Cowok 4 = Aku gak suka, dia sok deket. Aku mau, dia ngaku udah punya pacar (BRENGSEK)
Cowok 5 = Dia suka banget, aku (yah lumayan lah) tapi kelamaan PDKT jadi bosen. Akhirnya gak jadian.
Cowok 6 = Dia suka, aku (nyambung sih) tapi lama - lama bosen. Akhinya gak jadi (maaf,hehe)
Cowok 7 = Aku suka, dia ngaku suka. Tapi dia mesum banget. Dan aku tahu dia gak bakal serius. Akhirnya dia jadian sama cewek laen. Trus aku patah hati bentar, trus move on. Gak jadi jadian juga,hehehe
Cowok 8 = Dia sih bilang suka, aku sih juga nyaman. Tapi abis itu gak jelas. Ya udah, gak jadi juga (hahaha)

Begitulah kira - kira.. Jadi sebenarnya aku tuh bukan gak pernah berusaha nyari. Aku udah berusaha kok. Emang dasar aja gak ada yang cocok banget. Ya udah kan, mending sendiri aja sampai dapet yang paling 'klop'.

Lagian aku gak suka deh kayak orang - orang yang suka gonta ganti pacar sesuka hati kayak ganti baju dua kali sehari.
Emangnya kita apaan? Buat pasangan kok coba - coba? Kalo dari awal udah gak yakin, ya jangan asal sembarangan nerima dong.

Seenggaknya, deket - deket aja dulu. Kalo udah yakin, baru jadian. Kalo kurang yakin, mending gak usah deh.

Kayak aku gini kan enak. Gak banyak - banyak mantan. Ixixixixi.

Sampai sekarang, aku pun masih searching.
Tapi searching nya sih nyantai. Gak mesti ngotot harus dapet dengan segera.
Planning nikahan aku pun masih 6 tahun lagi (paling lama).

Masih banyak waktu lah buat nyari. Santai... :)






Think Again Gan!



Tahukah anda? ketika pria mengatakan,
" Mau mencari perempuan yang mau diajak hidup susah ",

Maka yang muncul di pikiran wanita adalah:
" Masa ngomong cinta tapi ngajak hidup susah? Emak Ayah aja usaha biar aku gak hidup susah. Masa sebelum nikah aku makan nasi, pas nikah aku makan batu? "


Tahukah anda? ketika pria mengatakan,

" Gak mau nyari cewek matre",
Maka yang muncul di pikiran wanita adalah:
" Dia gak tau apa semua cewek itu matre? tingkatannya aja yang beda. Lagian kok kayak takut banget sih dapet cewek matre? berarti dia kere nih.. dan bahkan mungkin: dia pelit "


Kisah....
Ada seorang pria yang sedang PDKT dengan seorang wanita. Suatu hari, pria bertanya,

Pria: "Kalo udah nikah kamu mau kerja atau dirumah?"
Wanita: " Aku maunya dirumah, gak mau kerja".
Pria: "Jadi dirumah mau ongkang - ongkang kaki, nunggu jatah dari suami?"
Wanita: ....



Setelah kejadian itu, pria dan wanita gagal jadian.



Dalam hati, wanita yang diam sebenarnya bergumam:
" Tahu gak sih? keinginan wanita gak mau kerja itu bukan supaya bisa nyantai dan nyusahin suami nyari duit sendiri. Tapi supaya dia ngurusin segala kebutuhan keluarga. Kalo suami balik, rumah udah beres, makanan udah siap. Kalo suami capek, dia bisa pijitin. Kalo suami bete, dia bisa menghibur. Kalo punya anak, dia bisa ngawasin anaknya baik - baik, tanpa campur tangan orang luar. Gimana jadinya kalo istri sibuk sama urusan pekerjaan? Kamu pikir istri bakal serius ngurusin kamu dan anak - anak kamu?,"




So.. Think Again Gan!!  :)



:)

Harus bersyukur ya.. apapun rejeki yang kita punya, berusaha saja supaya tidak iri dengan rejeki orang lain.

Lagipula, masih banyak orang yang sangat ingin berada di posisi kita sekarang. Sekalipun kita mengganggap kalau kita kurang keren, kurang segala - gala. Tapi ingatkah kalau masih banyak orang yang kurang beruntung lainnya?

Ya, walaupun saat ini keuangan pas-pasan, nilai pas-pasan, hidup agak membosankan. Tapi.. alhamdulillah organ masih lengkap kan? masih bisa berusaha sendiri, masih mudah bergerak, tidur pun masih nyenyak. Makan masih cukup.


Harus bersyukur. :)

Senin, 14 April 2014

Aku ingin berbahagia

Tapi aku ingin berbahagia.
Meski hidup tak semudah kelihatannya.
Sekalipun gagal, seringkali membuatku menyesal.

Aku hanya tidak ingin Tuhan meninggalkanku.
Membuatku semakin kecil dengan hati yang demikian kerdil.

Aku hanya ingin Dia tetap mencintaiku,
Meski aku tidak sehebat teman yang bisa ‘cumlaude’.
Meski aku belum juga jadi penulis.

Aku hanya ingin Engkau terus mencintaiku Tuhan.
Meski aku sering mengeluh.
Meski aku tak begitu baik, tak begitu taat seperti umat-Mu yang lain.

Aku ingin Engkau terus mencintaiku Tuhan.
Agar aku dapat berbahagia,
Meski kegagalan dan luka tak pernah habis mendera.

Aku ingin berbahagia.


Minggu, 13 April 2014

Beginikah Demokrasi?

Ketika hari ini, Nama Jokowi mulai terkontaminasi oleh opini – opini yang mengotori..
Maka  saya tak tahu lagi, hendak mencoblos siapa.
Orang – orang bilang, dia walikota Solo yang gagal. Tapi saya mana tau? Saya tak pernah tinggal di sana.

Abu Rizal Bakrie pun tak jelas prestasinya. Yang bercokol di kepala saya tentang dia ; hanya masalah lumpur, yang entah bagaimana akhirnya tidak ada lagi berita.

Belum lagi Prabowo yang katanya ditakuti Amerika, tapi di TV pun saya tak pernah lihat prestasinya. Kecuali hanya koar – koar tentang pembangunan bangsa.

Hari ini pun saya sangsi. Apakah citra dari TV – TV masih bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan.
Sebagaimana yang saya pahami, bahwa TV adalah milik pengusaha yang jadi politisi.
Tidak ada lagi ‘citra’ yang murni. Segala hanya tarik – menarik pengikut, supaya bisa naik kursi.
Supaya bisa jadi pemimpin negeri ini.

Ah, beginikah demokrasi?

Kami bahkan tak punya lagi sudut yang bisa kami percayai.

:(

Saya gak tau. Tiba - tiba segalanya bikin saya down.

Saya ngerasa gak punya mutu sebagai manusia. Segala impian saya sekarang cuma jadi angan - angan aja. Gak ada yang bener - bener bisa saya kerjain.

Saya ngerasa, segala impian saya.. semuanya sia - sia aja.

Saya ngerasa, saya cuma orang yang kebanyakan mimpi. Tanpa tau kemampuan diri sendiri yang sebenernya. Cuma kebanyakan mimpi, tapi gak ada yang bisa dicapai. Gak becus. Bisanya ngimpi doang.

Kode

Ketika ‘tangan tak terlihat’ mencoba  ‘mendikte dengan simbol – simbolnya’, maka hendak dibawa kemana kah dunia?


Jika memang simbol – simbol ini tak pernah punya makna, mengapa ‘mereka’ begitu gencar melakukan propoganda?







Note : Mulai marak kaos bersimbol 'aneh' yang masuk ke pasar Indonesia.

Mari cerdas memilih baju! Sebab baju = pembungkus individu. Sedikit banyak mewakili jati diri.

Not Yet Slipi

Aloa!!! Gut Morning.. Kalian sedang berada dimana? di kos? rumah? bukit nan dingin? atau asik berlibur di tepi pantai? :)

Waktu sekarang sudah menunjuk pukul setengah dua pagi. Tapi tanda - tanda kantuk belum menderaku sama sekali.

Bisa jadi ini efek kebanyak minum kopi tadi siang. Fiuhh...

Aku mengkhawatirkan kantong mata. :(

Jumat, 11 April 2014

Seperti Senja

"Mengapa waktu, begitu cepat menjawab segalanya? Aku, belum ingin ditinggalkan,"

Kuraih pasir disisi tubuhku, menggenggamnya dengan kuat hingga luruh perlahan-lahan.

Bayu duduk di sampingku. Matanya menerawang jauh, menatap senja nan bulat di ujung langit.
Wajahnya menguning di timpa sinar kemilau, mewujud bayangan kelam sebelum malam.

" Jalan ini terlalu sulit bagi kita, Niur. Aku tidak ingin lagi, " katamu serak.

" Kita bahkan belum melewatkan apapun bersama. Kita belum punya banyak kenangan, Yu. Kita tidak punya apa - apa untuk kita simpan.." Ujarku terbata, berusaha menahan sesak. Berusaha untuk tidak menangis.

" Aku selalu menyimpan kamu, Niur. Jauh di dalam hati. Kini biarkan aku menjagamu dari jauh," Bayu menunduk. 

" Tidakkah kita bisa mengulangnya, satu kali lagi?," kataku, sedikit memohon.

Kucari sepasang matanya, tapi dia tetap menunduk. Menyembunyikan segalanya dariku.

" Tuhan akan membawaku kepadamu, jika memang Dia ingin kita untuk bersama. Tuhan akan mengembalikanku padamu, Niur. Sejauh apapun aku pergi....jika Dia ingin aku kembali, maka aku pasti kembali. Sekalipun tidak untukmu, mungkin untuk takdir kita kelak," 

Kini airmataku benar - benar jatuh. Bulir - bulirnya luruh menimpa pasir. Bersama dengan itu, matahari pun tenggelam. Hilang di telan lautan.

" Apa kamu ingin seperti senja, Yu? datang sebentar lalu menghilang? tidak bisakah kamu mewujud yang lain saja? Sebuah hari misalnya?," 

" Apa salahnya menjadi senja? Bukankah senja begitu berharga? Bukankah kamu selalu menyukai senja?,"

Jemari hangat miliknya, bergerak menghapus airmata di pipiku. Bergerak mengusap kepalaku agar aku berhenti menangis.

" Apa kamu akan kembali?," tanyaku penuh harap. Mencari sebuah jawaban dalam sepasang mata miliknya.

" Senja selalu kembali, Niur. Selalu kembali, " Bayu tersenyum, menyakinkan.

~*~

Aku ingin Itu. :)

Pagi ini, aku terbangun dengan rasa peyesalan yang membuncah di dada. Ingat, bahwa ada beberapa mimpi sederhana-ku yang hingga penghujung waktu seperti saat ini, pun masih belum bisa ku wujudkan.

Impianku mungkin terlalu muluk bagi orang - orang pemalas, mungkin terlalu kecil bagi orang - orang hebat. 

Tapi buatku, impian ini sungguh sederhana. Yang meki telah kuusahakan, masih belum bisa untuk ku capai.

Aku ingat, saat awal aku masuk kuliah dulu. Aku punya dua impian besar yang ingin kucapai :

1. Aku ingin lulus dengan Cumlaude.
2. Aku ingin menerbitkan novel.

Namun sayang, sepertinya dua hal sederhana itu tidak bisa kuwujudkan.

Saat ini, aku sedang menjalani proses skripsi menuju sidang akhir. IPK-ku sekarang hanya 3,37. Sekalipun jika aku mendapat nilai A untuk skripsi, maka IPK-ku ketika lulus hanya bisa mencapai 3,40.
Masih kurang 0,11 dari apa yang ku cita-citakan. 

Sedangkan menerbitkan novel? aku sudah jatuh bangun dua kali. Dua kali menyelesaikan novel, dua kali pula ditolak.

Fiuh.. aku merasa segalanya tidak sempurna. Aku merasa, ini salahku karena kurang giat berusaha.

Mungkin aku sedih, juga menyesal. Mengapa waktu begitu cepat menjawab segalanya?
Mengapa dua hal sederhana itu terasa sulit untuk diwujudkan?

Bagi sebagian orang, IPK 3,40 memang tidak buruk. Tapi bahkan tidak terlalu bagus untuk orang yang mengharapkan lebih, seperti aku.

Oke, terlepas dari IPK yang tidak mencapai cumlaude.. sungguh aku tidak akan terlalu kecewa seandainya saat ini aku sudah punya satu buah novel yang sudah diterbitkan oleh satu perbitan ternama.

Sungguh, impian cumlaude itu tidak akan pernah berarti apa - apa jika novelku sudah diterbitkan. 

Aku ingin punya buku!!!! Buku atas namaku sendiri!!!


Aku harus seperti apa lagi supaya impian itu benar terjadi?

Kamis, 10 April 2014

Suatu Hari ; Dalam Hidup Kita

Aku mendengar suara kendaraan berhenti di depan rumah. Kemudian langkah - langkah kaki terdengar mendekat, sebuah suara kemudian menyapa. 

" Kamu di rumah kan?," tanyanya, mengetuk - ngetuk daun pintu.

Aku mendengarkan sejenak, lalu segera menyisihkan pisau. Bergerak perlahan menyongsong daun pintu ruang tamu.

Kuintip sosoknya dari balik jendela, dia sedang berdiri; menunggu di muka pintu. Aku tersenyum.
Pintu ku kuak.

" Kenapa pulang lagi? Bukannya tadi baru berangkat?," kataku, menatapnya dalam pandangan heran.

Kulirik pakaiannya; masih rapi. Kenapa dia kembali?

" Aku kangen kamu, lagi," katanya lugu.

Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Mentertawakan keluguan juga kebodohan lelaki yang satu ini.

Kupinjam tangan kirinya, melihat dalam jam tangan. Masih pukul sembilan pagi. 


" Jadi, mau ngapain?," kuajak dia masuk ke dalam rumah.

" Memandangimu lebih lama, hmm.. lima menit. Setelah itu, aku pergi," dia tersenyum lucu.

Kami duduk di sofa, saling menatap dalam diam. Ku perhatikan sepasang matanya. Ada wajahku di dalam sana. 

"Sudah lima menit, " ujarku, tertawa lagi. Aku bangkit, menarik tubuhnya menuju pintu.


" Nanti masak apa?," matanya berkedip antusias.

" Jam 12 pulang ke rumah. Kita makan sama - sama ya...," 

Aku melambaikan tangan pada sosoknya yang bergerak meninggalkan halaman rumah.

" Hei! aku titip kertas ya..," suaraku menghentikan langkah kakinya.

" Buat apa?," 

" Aku butuh banyak kertas, untuk melukis segalamu. Agar aku tak pernah melupakanmu. Agar ketika aku lupa, maka sejarah akan mengingat kamu. Agar aku punya banyak hal untuk selalu ku ingat. Agar aku punya banyak kenangan, untuk ku eja setiap hari.. untuk kubaca sepanjang waktu. Aku ingin menjadikanmu dongeng-ku. Sebuah dongeng indah dalam hidup.
Sebab ketika ada-mu menjadi tidak abadi, ketika ada-mu kian memudar.. maka dongengku akan selalu nyata.
Akan selalu ada".

" Kamu ngomong apa sih?," tanyanya heran.

Lagi - lagi aku tertawa, membanting daun pintu, lalu melangkah ke dapur untuk melanjutkan memasak.

Tentang ParPol, Tentang Pemilihan Umum, Tentang Saya

Selamat pagi! apa kabar? maaf sudah lama tidak posting. :)
Mungkinkah pembaca sedikit merindukan saya? hahahaha. 


Ngomong - ngomong, saya selalu penasaran dengan jumlah pembaca saya yang sebenarnya. Banyakkah? tidak adakah? sedikit kah? atau sedikit sekali? Ah.. tapi lupakan saja, bukan itu yang mau dibahasa disini.

Kemarin tepat 9 April 2014, saya memilih untuk tidak memilih dalam pemilihan partai politik dan pemilihan anggota legislatif.

Kenapa? karena saya tidak ingin memilih. Alasan saya tidak ingin memilih? sejujurnya ini karena saya tidak mempunyai informasi yang cukup tentang ideologi partai yang turut dalam pemilihan, juga tidak punya cukup informasi mengenai visi dan misi caleg yang maju dalam pemilihan.

Alasan lain yang melatarbelakangi saya untuk tidak memilih:
Coba pikir.. bukankah pemilihan umum untuk CaLeg ini seperti : kita sedang memilih kucing dalam karung? kita gak kenal mereka, kita gak tau ideologi mereka seperti apa. Kita cuma lihat mereka di poster - poster pinggir jalan, lalu tiba - tiba kita harus memilih satu diantara mereka. Ini lucu, kan?
Demokrasi seperti apa yang pemerintah janjikan? kita bahkan gak kenal sama mereka yang maju dalam pemilihan. Jadi siapa yang kita pilih? apa yang kita pilih? Kita jadi kayak main tebak - tebakan kan?

Si Caleg ini kelihatan baik, si Partai itu kelihatan baik.
Padahal kan gak ada yang tau,.. sebenarnya itu kayak gimana.

Jadi saya mutusin untuk tidak memilih kali ini. Tapi saya bertekad untuk memilih, pada saat pemilihan umum presiden nanti.
Ya.. setidak - tidaknya, rekam jejak para calon presiden sudah cukup jelas bagi saya. Kita bisa lihat rekam jejak mereka melalui pemberitaan di media massa. Hmm.. itu sepertinya sudah agak sedikit memberi modal pemikiran bagi saya untuk memilih.

Kemudian, terkait partai - partai yang maju dalam pemilihan kemaren. Sejujurnya saya gak pernah dukung partai yang pake ideologi agama sebagai latar belakang partainya. Kenyataannya, embel - embel 'agama' sudah disalah-gunakan oleh orang - orang kotor yang sebenarnya bahkan tidak terlalu agamis. Belum lagi, partai-partai berbau agamis atau SARA justru akan membentuk sebuah perpecahan pada akhirnya.

Udah jelas kan kalau kita ini multikultural? sangat amat pluralis? Jadi gak bisa kita memaksakan ideologi agamis yang maju dan memenuhi tampuk kekuasaan. Yang lebih baik itu : Yang nasionalis!! Yang bisa menampung beragam jenis kultur dan agama yang ada di Indonesia.

And Then...

Di tengah - tengah keriuhan masa dan kesibukan tugas akhir saya.. tiba - tiba saja saya merindukan seseorang yang dulu asik sekali diajak bicara. Tapi sekarang dia sudah sibuk dengan si pacar.
Jadi saya gak mungkin ganggu.

Agak sedikit menyesal mengapa dulu bikin skandal sama dia. Sangat disayangkan sekali. Padahal kita bisa tumbuh dengan lebih baik kalau bisa terus tukar pikiran. :)


Minggu, 06 April 2014

Koma

Kau nyatakan koma, sebagai batas; antara.
Kau buat koma menjadi jeda, menggantung segala tanya.


Dalam koma, kau nyatakan penyembuhan atas luka; kau nyatakan kehilangan atas duka; dengan segera.

Tapi dalam koma juga.. kau minta aku terus bertanya - tanya..


Adakah koma, benar - benar memberi makna?

Adakah koma, bisa membungkus segala kita?