Kamis, 30 Mei 2013

Diet Online

Maksud judulnya bukan diet secara online loh...( udah kurus gini, ngapain lagi diet?). Maksudnya Cuma mengurangi online dalam beberapa waktu ke depan. Soalnya, aku lagi terapi pengurangan minus mata. Dalam beberapa minggu terakhir menjalani hal tersebut dan udah mulai merasakan perbedaan. Sepertinya kacamata yang kupakai sekarang minusnya udah kegedean. Mau tau tanda – tanda minus kacamata yang kegedean? Itu kalo dipakai, kepala kita pusing, trus kadang – kadang gambar atau visual jadi agak berbayang. Sedangkan.. kalo kacamata kita minusnya terlalu kecil untuk ukuran mata kita, biasanya visual yang ditampilkan setelah memakai kacamata masih agak sedikit kabur, tidak terlalu beda seperti sebelum memakai kacamata. Cuma sekarang lagi bingung.. mau periksa minus mata, tapi gak ada duit. Mau nunggu mudik mah kelamaan. Padahal kacamata yang sekarang dipake udah gak nyaman lagi. Mau beli gak ada duit juga, kudu mudik dulu baru bisa. Tapi mudiknya masih dua bulan lagi. Jadi bingung sendiri sekarang..

Minggu, 26 Mei 2013

'Polemik Hati'

Sungguh benar seperti yang orang – orang sering bilang.. obat patah hati Cuma satu yaitu ‘ Jatuh Cinta Lagi’. Perkara yang mudah ketika setelah patah hati kita segera menemukan orang yang tepat untuk kita jatuhi cinta. Namun menjadi sulit..saat kita malah mendapati orang yang tidak tepat untuk itu. Misalnya saja orang..yang sebenar –benarnya tidak menyukai kita, tapi entah mengapa cinta kita malah mendarat telak kepadanya. Apakah itu bodoh? Entahlah.. kadang hati tidak cukup tahu diri untuk memilih orang yang sepadan. Setidaknya sepadan dalam hal perasaan, bukan yang timpang sebelah.. Maka pernyataan yang muncul di benakku kemudian adalah ‘Betapa menahan diri untuk tidak jatuh cinta itu sama sulitnya dengan mengobati diri dari patah hati’.. Ya, yang jelas kedua hal itu sama – sama membutuhkan hati yang kuat untuk bisa melupakan. Melupakan orang yang sempat disukai, juga melupakan orang yang baru saja kita sukai. Miris ya.. tapi begitulah keadaannya. Jelas..kita harus bisa mengajari hati kita untuk tahu diri, supaya tidak tersakiti lagi. Tuhan.. kenapa sih urusan cinta bisa jadi demikian rumit? Bahkan cinta sekarang punya kasta, punya selera fashion, punya tuntutan finansial, punya tuntutan tampang, dan lain lain. Sejauh ini, kenyataannya memang itulah yang terjadi dalam cinta modern. Lalu bagaimana dengan cinta yang lugu? Entahlah.. entah masih ada atau tidak.

Jumat, 17 Mei 2013

28 Des


Kita tahu, kita tidak pernah punya kesempatan untuk memperbaiki yang salah di masa lalu.

Kita tidak pernah punya kesempatan kedua, karena kesempatan kedua hanya ada dalam drama. Kenyataannya, kita tidak sedang hidup dalam drama.

Banyak hal salah yang sudah kulakukan. Misalnya saja; tidak memberi kesempatan padanya untuk merasakan suatu hubungan. Meski dia sudah menunggu bertahun – tahun.
Bagaimana tidak..aku seolah membenci, menolak.. meski sejujurnya tidak.

Bisakah kau bayangkan? Aku menghabiskan waktu bertahun – tahun dengan pura – pura jutek. Kulakukan itu untuk menggodanya, hmm maksudku bermain – main dengannya.

Tapi aku tidak pernah sadar kalau pada kenyataannya dia tidak begitu mengenal kepribadianku,.. Lagipula jika bertahun – tahun aku melakukan itu, dia tentu berpikir kalau aku serius kan?

Bertahun – tahun..sampai kemudian dia memilih menyudahi semuanya.

Aku hanya diam, belajar mengerti tentang keputusan yang sudah dia buat. Juga melihat kembali, apa saja yang sudah aku lewatkan.

Beberapa pekan terakhir, aku jadi lebih sering memikirkannya.

Terlebih suatu ketika kudapati dia tegah dirundung duka.

Sejujurnya aku ingin ada untuk menghapus dukanya, meski aku tidak tahu apakah itu berhasil atau tidak.

Sejauh ini..sepanjang kisahku, kudapati kenyataan bahwa dialah sang pemilik janji yang begitu nyata. Walau aku tak pernah sadar akan kesungguhan yang dia punya.

Jika kini aku ingin dia kembali, mungkin sudah terlambat.

Selasa, 07 Mei 2013

Tujuh Mei


Oke. Kemarin aku menyadari, bahwa ada terlalu banyak kesalahan yang (meski aku sudah tau) tetap saja masih kuulangi. Lagi dan lagi.

Bosan, sebenarnya. Lelah juga. Terlebih duniaku menjadi sempit dan mencekam dengan segala kemeranaan yang muncul kemudian.

Sungguh, aku benci dengan semua kenyataan lalu. Bagaimana bisa aku dipertemukan dengan orang –  orang itu? Orang – orang yang membuatku mampu sedemikian lama menunggu, meski yang dilakukan mereka selama ini hanyalah bermain – main dengan hatiku?

Apa yang salah denganku? Hati itu bahkan menuntun semua gerak organ tubuh. Otakku tidak pernah punya daya yang kuat. 

Hei, Apa kalian percaya bahwa ada orang – orang yang digerakkan dengan hati? Fiuh..

Aku tidak ingin meminta pertanggungjawaban kepada orang – orang yang sempat mencuri hatiku. Karena sebenarnya aku juga tidak mau dituntut untuk bertanggungjawab terharap orang – orang ( yang merasa ) hatinya sudah kucuri. Itu tentu terlalu egois dan sebelah pihak.

Aku hanya merasa kesal. Kamu tahu? Hal yang sama terus saja kuulangi, berkali – kali. Dan berkali – kali juga dunia menyalahku atas segalanya.

Bukankah memiliki hati itu menyebalkan? Ada yang tahu bagaimana caranya membuang hati?
Ini menyebalkan.

#aku selalu benci mengingat bahwa ada orang – orang yang merasa hatinya sudah kucuri tapi aku tidak mau bertanggungjawab, lalu mereka patah hati. Begitupun aku yang merasa hatiku sudah dia curi tapi dia tidak mau bertanggungjawab, lalu aku patah hati.

Bukankah itu SIKLUS yang bodoh?

Rabu, 01 Mei 2013

Rasa


Seringkali, aku berpikir untuk membuang hatiku..
Agar aku tidak perlu merasakan apa – apa.


Seringkali aku berpikir untuk menghilang, atau menjelma sekalian jadi debu!

Agar aku bebas, dari segala perasaan yang seringkali menyesakkan.

Tidak perlu merasa sakit hati, patah hati, kesal, marah..

Tidak perlu menyesal ketika aku menyakiti orang lain, tidak perlu merasa kesal ketika disakiti orang lain.

Tidak perlu merasa galau ketika jodohku tak juga datang.

Mungkinkah ‘tak berhati’ akan lebih menyenangkan?