Apa kamu pernah mendengar sebuah
dongeng tentang Negeri ‘Lot’?
Biar ku ceritakan kisahnya...
Negeri
Lot adalah sebuah negeri yang aneh. Letaknya di dataran paling rendah di muka
bumi. Negeri tersebut seperti terbentuk dalam sebuah ceruk yang dalam di dasar
bumi. Jarak negeri itu sangat amat jauh dari langit. Maka tidak heran, jika
semua orang di negeri Lot selalu berharap untuk bisa menyentuh langit. Konon
katanya, di dalam langit itu ada pintu menuju surga,.. surga yang dapat mengabulkan
seluruh keinginan mereka.
Maka
semua orang dinegeri Lot berlomba – lomba memanjangkan kaki mereka agar lebih
dekat kepada pintu langit, pintu menuju surga. Orang – orang di negeri Lot
bukanlah peri, mereka tidak bisa menumbuhkan sayap untuk terbang menuju langit.
Hanya dengan memanjangkan kaki, mereka dapat menuju ke sana. Dan.. apakah
kalian tahu bagaimana cara mereka memanjangkan kaki? Yaitu dengan membeli
daging dan tulang dari tubuh orang lain.
Jangan
pernah heran jika di jalan – jalan di negeri Lot, kamu melihat orang – orang sibuk
menyobek daging serta memotong tulang mereka. Itu adalah hal yang biasa, begitulah
cara mereka hidup. Menjual potongan tubuh, untuk membeli udara agar bisa
bertahan hidup.
Oh
iya.. aku lupa memberi tahu. Di negeri Lot, semua orang menghirup udara untuk
dapat bertahan hidup. Udara adalah makanan mereka. Udara adalah pakaian mereka.
Udara adalah segala – galanya. Sayang sekali, udara tersebut tidak bisa didapat
dengan mudah. Orang – orang di negeri Lot mesti membeli udara dari para kaum
terpilih yang hidup di tanah subur, yang mana dari tanah kaum terpilihlah...
terdapat tambang udara yang mampu menghidupkan mereka.
Maka
setiap hari, orang – orang di negeri Lot berbondong – bondong menuju tanah
subur, sekedar hendak menukarkan sedikit daging atau tulang dari tubuh mereka,
untuk ditukarkan dengan udara. Miris memang, mengingat kaum di negeri Lot telah
terbelah menjadi dua ras. Ras terpilih dan ras tersisih. Ras terpilih adalah
ras yang karena keberuntungannya, dapat hidup di tanah subur, tempat munculnya
udara. Sedang ras tersisih adalah ras yang terlahir dengan tubuh – tubuh yang
tinggi, namun minim udara. Kedua ras ini saling bergantung. Namun sial bagi ras
tersisih,. Membutuhkan waktu berbulan – bulan lamanya, untuk tulang dan daging
mereka dapat tumbuh kembali. Sedang udara selalu mereka butuhkan setiap hari.
Tidak heran bila lama – kelamaan tubuh mereka semakin kurus dan kecil.
Tapi toh tidak ada yang peduli,
semua orang sibuk memenuhi kebutuhan mereka masing – masing.
Alkisah...
disalah satu sudut negeri Lot, hiduplah dua kakak beradik dari ras tersisih. Sang
Kakak bernama Cinta, dan adik bernama Rindu. Cinta adalah kakak yang tegar, di
tengah keterbatasan hidup mereka, Cinta berjuang untuk membuat adiknya bertahan
hidup. Ya.. semua orang di negeri Lot tahu bahwa Rindu mengidap sakit yang serius.
Penyakit aneh, seluruh tubuh Rindu tidak dapat digerakkan, tubuh Rindu hanya
bisa tergolek lemah tanpa bisa berbuat apa – apa. Seorang tabib menyatakan
bahwa Rindu membutuhkan udara yang sangat amat banyak, agar dia dapat hidup
lebih lama.
Cinta
sangat menyayangi adiknya. Maka kemudian Cinta datang menemui penguasa paling kaya
di negeri Lot, penguasa dari ras terpilih..
“ aku membutuhkan satu tambah
udara, untuk menyembuhkan adikku. Kumohon tuan mau membantuku...aku akan memberikan
tulang dan dagingku lebih banyak dari sebelumnya..,” kata Cinta dengan terbata.
Tuan penguasa tertawa.
“ Seluruh tubuhmu, Cinta? Untuk kesembuhan
adikmu? Bagaimana?,”
Cinta tersentak kaget. Seluruh
tubuhnya? Bukankah itu sama saja dengan bunuh diri? Memberikan nyawanya untuk
mempertinggi tubuh Tuan penguasa?
Cinta bingung. Haruskah dia
membunuh dirinya, agar Rindu tetap bertahan? Tapi Rindu bahkan sama sekali
tidak bisa bicara, tidak bisa bergerak. Cinta menangis tersedu.
“ Jika memang ini yang terbaik
untuk Rindu.. aku tidak apa – apa Tuan. Tapi, bolehkah ku minta padamu satu
hal?,”
“Apa?,” kata Tuan penguasa.
“ Aku tahu... dengan seluruh
tubuhku yang kuberikan pada Tuan, Tuan akan bisa mencapai surga. Tuan akan
sampai di pintu langit...,” Cinta menghela napas.
“ Lalu?,”
“ Lalu jika kuberikan seluruh
hidupku pada tuan.. kumohon agar Rindu ikut serta, kemanapun Tuan pergi.
Kemanapun... jangan pernah mengikisnya Rindu Tuan, jangan pernah melepaskan
diri dari Rinduku. Jadikanlah Rinduku temanmu, jangan pernah meninggalkan Rindu
Tuan, aku ingin Tuan menjaga Rindu yang kutitipkan, kumohon?,”
Cinta mengiba – iba dalam
tangisnya. Sesungguhnya Tuan Penguasa adalah orang yang baik. Dia hanya orang
yang terlalu ingin mencapai surga. Hal yang mudah bagi Tuan Penguasa untuk
mengabulkan permohonan Cinta.
“ Baiklah.. jika aku bisa
mencapai surga, akan kubopong Rindu dipundakku, agar kami dapat bersama naik ke
langit. Agar Rindumu tidak pernah terlepas dariku..,” Tuan Penguasa berjanji.
Demikianlah... Cinta mulai
memotong setiap bagian tubuhnya, memberikannya pada Tuan penguasa... Memotong
seluruh tubuhnya, hingga ia lenyap. Habis.
Tapi
Rindu tetap hidup, menjadi teman bagi Tuan Penguasa. Mengikuti kemanapun Tuan
Penguasa pergi. Kini Rindu hidup bahagia, tanpa pernah merasa sengsara seperti
Cinta.
Bukankah berkorban adalah jalan
mencapai kebahagiaan?
Hanya itu yang diinginkan Cinta.
Agar Rindu berbahagia, agar Rindunya dapat bertahan lebih lama, dalam lindungan
Tuan Penguasa.
~THEEND~