Kamis, 24 Januari 2013

Alhamdulillah.


Setidaknya hasil kerjakers selama semester 5 terbayar dengan nilai yang baik. 

Ya..meskipun masih dibawah target. Tapi mudah2an masih bisa diusahakan semester depan.
Impian untuk cumlaude mungkin masih sangat jauh.. entah bisa dicapai atau tidak. Tapi setidaknya saya sudah berusaha menjalankan proses ini dengan baik dan tanpa kecurangan. Yang terpenting adalah nilai kejujuran bukan?

Saya puas dengan nilai yang sedang – sedang saja, tapi dengan hasil kerja keras saya sendiri.
Meski masih berada di garis tengah dan belum mampu jadi yang terdepan, saya tetap harus bersyukur dan tidak berhenti berusaha.

Meski masih jauh..tapi saya sangat berharap untuk bisa skripsi di semester 7, amin... jika memang saya bisa mengejar ketertinggalan ini dan tentu saja jika Allah mengizinkan.

Wahai Tuhan yang baik.. terimakasih sudah menguatkan dalam melewati ‘kerasnya’ semester 5 kemarin.. Alhamdulillah.. dibantu terus ya!!

Sekarang yang terpenting tidak berhenti berusaha, semangat untuk semester 6 !  ^_^

Selasa, 22 Januari 2013

Hambar


Beberapa kali mencoba... menghapus gelisah yang ditinggalkan sesosok bayangan kemarin.
Apa bisa? Aku toh sudah berlari kesana kemari, mencari tempat baru melepaskan cemburu.
Hambar. Itu saja sisanya... Tidak ada riak – riak gembira, biasa saja.
Semua terasa sama, tidak ada yang istimewa.

Apakah hati yang sudah rusak serta merta tidak mampu merasa? Entahlah..
Kita memang tidak perlu percaya kepada semua perasaan yang kita punya.
Siapa tau perasaan itu salah, seperti yang kerap kau katakan dulu.

Lalu kau kira aku akan datang dan menagih cemburu yang kau ambil kemarin? Tidak.
Lelah sudah meningkahi memori – memori semu yang entah ada artinya atau tidak.

Hambar, entah mengapa rasanya sama. Tidak ada yang berbeda. Tidak ada yang istimewa.
Apa aku lelah mencari tanpa pernah menemukan?
Lalu untuk apa mereka – mereka yang datang? Sebagai angin penyedap malam?

Entahlah...hanya hambar.. Selepasnya aku akan berjalan dalam kereta menuju impian.
Bahkan tanpa siapa pun yang namanya kekasih jiwa, tidak ada beda.

Semua terasa sama. Atau mungkin aku yang mengira sudah lupa?
Tidak tau, Hanya hambar sekarang,.. biasa saja.

Kamis, 17 Januari 2013

Mai Holidei


May holidey is not spesial...

Dua hari ini saya udah berhasil menghabiskan tiga buah novel..

Setelah jalan – jalan ke pantai bareng temen – temen hari minggu lalu, nggak ada lagi kegiatan heboh setelahnya.

Mungkin besok saya pengen ke dokter gigi mumpun lagi liburan, ya..kalau ada tukang ojek sih. Hahaha

Ada sebiji gigi yang tampaknya butuh reparasi. Tapi gak tau juga, mungkin saja besok saya akan berubah pikiran (lagi).

Sejak sabtu kemarin sampai di rumah, kira – kira liburan saya udah berjalan lima hari.

Masih mentok  di rumah aja.


Selain membaca novel dan menonton banyak filem, kegiatan saya palingan nonton berita banjir heboh di DKI Jakarta, beres – beres rumah. Bosan kali lah..

Hanya bisa iri liat twit atau status teman – teman yang pada sibuk liburan di jogja, di Padang,,..hiks. Lalu kenapa saya terkurung disini???????  ;(

Mungkinkah akan ada kejutan menyenangkan di minggu – minggu depan??

Entahlah..saya pikir kemungkinannya tipis sekali. Hiks..


Sekarang hanya ingin memaksa diri menciptakan cerpen ‘spektakuler’ buat ikut lomba awal tahun.

Temanya tentang ’impian’ , Hmm.....idenya kira – kira apa ya???

Senin, 14 Januari 2013

Weather


Kurang ngertilah..cuaca buruk akhir – akhir ini gara – gara global warming, atau memang siklus alam.
Yang pasti.. untuk pertama kalinya saya jadi mabok laut.
Pas pulang kerumah kemaren, saya dan adik naek transportasi laut.
Saya kira isu teman – teman tentang gelombang besar itu Cuma buat nakut – nakutin aja.
Ternyata emang bener.
Dua jam perjalanan di kapal, saya belum merasakan apa – apa. Ya..Mungkin karena dua jam tersebut masih di perairan sungai musi.

Satu jam terakhir sebelum tiba di Tanjung kalian, barulah kapal terasa digoncang.

Saya berasa naek odong – odong. Papan – papan petunjuk pelayaran dinding – dinding kapal, bergoyang – goyang. Hampir lepas semuanya.

Pintu antara ruang VIP dengan eksekutif juga dibanting menggila oleh angin.

Air laut bahkan sempat masuk kapal, padahal saat itu saya berada di lantai atas.Tak terbayangkan bagaimana hebohnya penumpang di lantai bawah.

Saya bahkan sudah membayangkan memakai pelampung dibawah kursi, lalu kapal tenggelam, dan saya berusaha keluar dari kapal.ckckkck.. Kencangnya angin dan besarnya gelombang membuat saya paranoid.

Tapi Untunglah hal yang saya takutkan itu tidak terjadi.
Meski setelah sampai di Tanjung kalian, perut saya masih mual dan kepala saya pusing..
Tapi setidaknya perjalanan menyebalkan itu sudah berakhir.


Senin, 07 Januari 2013

Tentang Film ' Habibie Ainun'


Beberapa minggu terakhir saya di serang demam ‘ Habibie Ainun ‘..



Meskipun saya belum menonton film tersebut, dan baru membaca 60 halaman novelnya ( itupun meminjam dari teman ), saya merasa terenyuh oleh kisah cinta beliau berdua.

Saya bisa merasakan kecintaan Pak Habibie yang begitu besar terhadap Ibu.


Saya menahan airmata agar tidak menangis melihat potongan wawancara Pak Habibie di Youtube, wawancara saat 10 hari sepeninggal Ibu Ainun. 
Pak Habibie tampak begitu terpukul oleh kepergian Ibu, namun pada saat yang sama juga menunjukkan wajah keterpesonaan dan kebahagiaan saat mengingat kisah pertemuan dan perjuangan hidup keduanya.


Perasaan dan cerita keduanya terasa begitu natural,
Benar – benar seperti dijodohkan oleh takdir. Tidak salah kalau pak Habibie menyebut cinta mereka suci dan abadi. Karena sejak awal memang tidak pernah hadir orang lain dalam hidup mereka, kecuali Ibu Ainun bagi Pak Habibie dan Pak Habibie bagi Ibu Ainun.

Saya pikir film ini benar – benar mampu memberi motivasi untuk seluruh generasi muda Indonesia, untuk menata hidup dengan baik seperti yang keduanya lakukan.

Film ini juga insyaallah menjadi sumbangsih yang berharga bagi bangsa Indonesia, seperti yang memang dicita – citakan keduanya.

Sedikit membandingkan kisah cinta keduanya dengan gaya pacaran anak muda jaman sekarang. 

Betapa sudah banyak nilai – nilai luhur budaya timur serta nilai – nilai keagamaan yang sudah terkikis dan menipis dalam pergaulan sehari – hari.

Jikapun bisa memilih, mungkin saya lebih suka hidup di jaman mereka, ketimbang jaman sekarang.

Sekalipun hidup sekarang lebih mudah dan lebih bebas, namun budaya hidup orang dulu jauh lebih baik ketimbang jaman sekarang. 

Ya.. Banyak hal yang sudah berubah seiring jaman.