Sabtu, 28 April 2012

"Jalan"


Hujan bukanlah petaka, ketika dalam padanya bisa kuhapuskan semua dosa.
Apa salah , ketika jalan yang ada sama seperti dulu kala?

Adalah dosa bagiku, menjadi pecinta yang haram,
Menunggu yang tidak datang,

Luka adalah biasa, bagiku yang tidak biasa terhadap bahagia.

Tapi jangan pernah ajari aku bagaimana menjadi kuat,
Karna kau bahkan tidak pernah merasakan sedikitpun goresan luka.

Kau adalah manusia sempurna, yang terlalu beruntung diliputi bahagia.

Aku tidak menyalahkan jalan Tuhan ,
Ketika jalan yang Dia berikan selalu menyesakkan,
Bisa jadi ini salahku, yang salah melihat pelangi dalam air.
Kemudian berharap memilikinya, meski sebenarnya ia tidak ada.



Jumat, 20 April 2012

" Semesra Bayanganmu"




Suatu Pagi kau datang, ketika aku sedang duduk termenung sendirian.
Kau ajak aku bicara, hingga aku tertawa-tawa bahagia.
“ Apa kau mau ikut denganku?,” katamu tiba –tiba.
“Kemana?,” kutatap matamu dalam-dalam.
“ Kita akan meniti pelangi, kau sudah lama tidak merasakannya bukan?,”
Kau genggam tanganku, aku tersenyum bahagia.
Kita pun pergi.

Sesampainya di depan pelangi,
Kita mulai berjalan, kau berdiri dibelakangku, menjagaku.
Kau bilang kau akan terus menggenggam tanganku, hingga kita sampai diujung pelangi.
Aku bahagia, kau tersenyum juga.
Sepanjang perjalanan, tiada kurasa lelah.
Aku baru hendak mempererat genggaman tangan kita, ketika tiba-tiba kau menghilang.
Aku kebingungan dan sedih.
Kau kemana? Bagaimana aku bisa meneruskan perjalanan tanpamu?
Aku pun terduduk lemas diatas awan. Airmataku menetes, aku bersedih.
Aku belum sanggup kehilanganmu.
Mataku menelisik kesekitar awan, mungkin kau sedang duduk melepaskan lelah.
Tapi kau tetap tidak kutemukan juga.

Lalu aku melihat kebawah,
Aku tertegun,
Kudapati kau sedang tertawa-tawa bersama dia,
Dibumi sana.

Aku menangis lagi, siapa yang menggenggamku sejak tadi,
Jika ternyata kau ada disana?
Mungkinkah itu bayanganmu, yang terlanjur mesra memeluk hatiku?
Mengapa tampak begitu nyata?

Ahh...
Semesra bayanganmu, yang begitu sulit kutinggalkan.
Bisakah kita kembali melanjutkan perjalanan?
Bisakah kau kemari, kepadaku?
Dirimu yang nyata disana,
Bukan sekedar kesemuanmu saja?
Apa bisa?


Minggu, 08 April 2012

"Ruang"


Disekat batas-batas yang ku buat sendiri
Aku ini
Hanya sepadanan dingin dengan sedikit api
Disekat batas ini ada pikir yang terbang ke angkasa,
Sedang tubuhku terbaring disini saja.


(Indralaya, 31 Desember 2011)