Rabu, 28 November 2012

Biar


Tidak banyak yang ku inginkan...

Hanya rasa damai selepas sepasang kaki itu merangkak jauh..

Hanya kedamaian, 

Selepas semua bekas meniggalkan cacat yang membiru..


Tidak lagi aku berhak berharap banyak,

Ke dalam sepasang mata yang mengugah jiwa..

 Tidak,

Biarlah semua harapan itu gugur dan kering dalam seminya,


Biar saja aku menikam hati,

Membuatnya mati bersimpuh pada kerelaan,


Menerima semua sakit yang sudah digariskan.
Top of Form

Senin, 26 November 2012

Selepas Kamu Berlalu..


Bagiku, tidak denganmu adalah sebuah kepastian..

Seperti pagi yang semestinya  menjadi senja,

Selayaknya senja yang harus ditelan malam..

Berlalu, berakhir tepat waktu..

Aku tidak mau lagi memiliki harapan yang mematikan,

Ketika rasa – rasa itu jelas menghantui dan merusak tidur,

Sekarang, aku hanya ingin tertidur..

Berharap bisa kutemukan cinta dalam mimpi,

Dalam tiap – tiap nafas lelah yang kunyanyikan,

Aku tidak lagi ingin dengan harapan itu..

Tidak lagi mau berharap,

Tidak lagi mau punya harapan,

Aku ingin tidur, aku lelah.

Jumat, 23 November 2012

" Prince Charming !!! "


Dan...saya baru abis ikutan LDO Organisasi kedaerahan beberapa minggu yang lalu.

Acara tersebut berlangsung di daerah pegunungan, tepatnya Pagaralam. Yah...sebelas dua belas lah sama Puncak.

And then..banyak hal yang sudah saya lakukan di sana, menikmati pemandangan kota yang menakjubkan dari puncak gunung, menikmati udara daerah pegunungan yang masih segar, ngopi di warung sebelah vila, dan tentu saja : FOTO - FOTO!!!

Ini foto saya bareng Adik...Kota ini disebut juga Kota bunga.. Lumayan banyak bunga - bunga yang tumbuh di jalan - jalan kota.

Ini suasana dari puncak pas setengah enam pagi... Agak kurang jelas gara - gara kamera jelek.wkwkwkwk.. Saya ambil foto ini dari balkon Vila.. Asik yaa...

Foto diatas tuhh foto saya sama Adik...unyu ya?? KOMPAK GILA!! hahahahha


Sebuah fakta menakjubkan yang baru saja saya dapatkan saat itu adalah bahwa : saya berhasil menemukan dua sosok : PRICE CHARMING yang ternyata jadi incaran semua cewek – cewek.

Yah..awalnya saya kira saya doang yang neg-fans..ternyata hampir semua cewek suka sama mereka. Hiks....

Ini foto saya dan PRINCE CHARING 1, tentu saja para pengganggu disekitar sudah saya CROP,
Jadi tinggal foto saya doang sama si PRINCE :
Wekekekekkek
Ini nih fotonya:
Manis yaaaa...Ya ampunnnnn!!!!!


Sebenernya saya udah ngefans sama dia sejak tahun kemaren. Pas pertama kali dia ngenalin diri di acara silaturahmi anak – anak baru. Senyumnya tu maniss banget. 
Ada lesung pipi di kedua pipi nya yang bikin gemes. Hm..sayangnya pas tahun kemaren, ketika saya jadi panitia LDO mereka, dia gak ikutan LDO. Padahal saya udah niat banget mau foto bareng dia. Oh iya..dia angkatan 2011.

Hm...secara tahun 2012 dia jadi panitianya anak 2012, maka mau gak mau dia ikut pergi. Dan...Akhirnya impian saya selama satu tahun sebelumnya buat foto saya dia : Terwujudkan SUDAH!! Hahahahahhaha.. Seneng dehhhhh....

Terus...yang ini ada PRINCE CHARMING edisi baru, edisi 2012. 
Awalnya saya gak nyadar sama dia, eh..terus temen saya nyuruh saya merhatiin ni anak. Pas saya liat bener- bener, asli manis.... hehehehhe....Jadi deh, saya gak tau malu, minta foto bareng dia.. hahahhaha... walaupun saya dikatain adik saya “ Udah tua, masih doyan brondong “.. 
Terserahlah...yang penting kan seneng..daripada galau mulu..wkwkwkkwkwk

PRINCE CHARMING yang ini, orangnya imut – imut, unyuuuu lah...sesuai sama umurnya, tingkahnya juga masih lucu. Suka Deh!!!!!!
Ini foto saya bareng dia ( pengganggu lain udah saya CROP, wkwkwkkwk) :

Keliatan banget di CROP nya ya?? hehehehhe...


Tapi saya juga punya foto eksklusif bareng dia.  Sebenarnya agak malu - maluin sih.. soalnya saya malu ngomong ke dia kalo saya mau foto bareng dia. Lalu diantara keheningan saat itu, ADik saya nyeplos :
" Eh cowok...Kakak gue mau foto bareng lo...dari tadi tuh, dia ngidam banget..kasian deh..foto yukk...,"
Saya malu banget...
Tapi ya udahlah... Walaupun dandanan saya gak keren banget ( T,T ) yang penting bisa foto bareng dia !!!
wekekekkeekk



Dan.. akhirnya .FAKTA TERBESAR yang harus saya terima adalah bahwa :

Saya Cuma berhak ngefans doang sama mereka...
karena saya udah tua, mereka masih muda.
Saya jomblo kesepian, mereka banyak fans.
 Saya ngefans sama mereka, mereka Gak ngefans sama saya. Hiks...

Tapi ya udahlah...sekali lagi : yang PENTING HEPIIII...gak ada salahnya kan ngefans ?? 

sekaligus menikmati indahnya ciptaan Tuhan dari jauh.. Yah..semoga mereka mendapatkan jodoh yang baik...Amin.


^_^

Rabu, 21 November 2012

Titik


Aneh...
Tetap saja, sekalipun aku sudah mencoba membuka pintu – pintu lainnya,
Aku akan kembali lagi padamu..

Padamu yang kupandangi dengan jelas dari luar jendela itu.

Embun bahkan tidak lagi bisa menyejukkanku sayang, untuk apa?
Jika dalam matamu saja sudah kutemukan telaga ...

Lalu,
Bisakah kau hentikan hujan dan gemuruh duka itu, untukku?
Aku ingin kamu,
Titik.


Kamis, 15 November 2012

"Galau"


Dan malam ini saya menyaksikan lagi kegalauan adik saya yang masih saja mengingat mantan kekasihnya meski mereka sudah lama putus.

Galau...lagi lagi dia galau. 
Saya tau ada banyak harapan yang tidak pernah tersampaikan, yang pada akhirnya mewujud jadi sebuah kegalauan.

Saya pun sebenarnya juga begitu..

Masih saja mengingat – ingat orang lama yang sempat mampir dalam hidup saya, meski hadirnya cuma sebentar. 
Nyatanya Dia cukup membekas di ingatan saya.


Tapi saya toh tidak boleh terlalu banyak menaruh harapan.

Saya tidak boleh terlalu mendramatisir kegalauan.

Sebab seperti semestinya saya sadar, statusnya adalah jurang pemisah yang membuat saya tidak mampu untuk terus bersama dia.

Besok..hitungan satu tahun dalam kalender ingatan saya.

 Hari dimana saya akan melakukan perjalanan lagi, ketempat yang sama. 

Seperti yang pernah saya lakukan bersama dia di tahun lalu.

Tahun ini, saya akan pergi ke tempat itu lagi.

Sekaligus untuk mengingat kembali potongan – potongan kenangan yang dulu sempat ada dan terjadi di sana, meski  kini sudah selesai..

Saya juga ingin mengembalikan bunga..
 yang dulu sempat saya curi darinya, dari tempat itu juga.

Bunga yang terus saya simpan hingga ia layu dan kecoklatan.



Mungkin sepatutnya rasa saya pun seperti bunga itu..

Saya harus membuat rasa saya layu dan mati dengan sendirinya, barulah kemudian saya bisa membuangnya jauh – jauh.

Untuk menemukan rasa yang baru lagi, 

dengan orang yang lain lagi, lain kali.


Semangat Move on!!! Buang galau jauh jauh !!! ^_^v

Maaf di Tahun Baru


Maaf, satu kata singkat..yang mudah diutarakan, tapi nyatanya sulit untuk dilakukan. Entah itu memberi maaf, atau meminta maaf.

Beberapa waktu yang lalu, saya dan adik memiliki sedikit masalah yang saya posting di ‘ Nelangsa’.

Tadi malam, salah seorang dari mereka bertandang ke kos saya ( kos lama, kami tidak jadi pindah ) untuk meminta maaf.

Dia menyampaikan alasan – alasan terkait perlakuan mereka beberapa waktu terakhir.

Saya menghargai niat baiknya datang dan meminta maaf.

Meski sebenarnya, saya hanya belajar untuk ikhlas dan memaafkan.

Saya bukan malaikat, Sakit yang tertinggal di hati saya masih tersisa, belum hilang benar.

Saya hanya belajar untuk tidak menaruh dendam,.. Saya hanya ingin jadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.

Sementara adik, entahlah... saya membiarkan dia larut dalam pikirannya sendiri untuk saat ini.

 Biar nanti seiring usia, dia akan mengerti dan memahami semuanya.

Berikan tempat yang baik bagi kami Tuhan..berikan keluasan Nikmat- Mu pada kami.. 

Sesungguhnya kami hanya manusia biasa, yang belajar ikhlas menerima semua karena – Mu.

Ampuni semua salah kami Tuhan...hanya kepada- Mu nyatanya kami serahkan semua kepasrahan hidup.

Selamat Tahun Baru Islam! Semoga Allah menyertai semua langkah kita..

semoga Allah memberikan nikmat yang berlimpah di tahun depan.. 

Semoga Allah mengabulkan semua doa, semoga damai hidup dalam setiap hati umat – Nya.

^_^


Rabu, 14 November 2012

Tentang Jarak,


Jika di tanya seberapa besar rasa itu?
Saya tidak tau... sayapun tidak pernah mencoba menghitungnya.
Yang saya tau adalah bahwa entah mengapa perasaan menjadi tak menentu setiap kali saya berhadapan dengan dia.
Yang saya tau saya tampak begitu melankolis setiap bercerita tentangnya.

Saya ingin lupa, tentang bagaimana wajahnya, caranya berbicara, caranya memaki.
Tentang perhatiannya, tentang gurauannya, tentang ocehannya, ejekannya kepada saya.
Tentang kejengkelannya setiap kali saya memaksanya menemani saya menyelesaikan keperluan saya.


Betapa semuanya terasa hambar sekarang.
Terasa hambar sebab saya merasakan kehilangan.

Lalu setiap kali saya tampak  seperti orang bodoh, selalu memeriksa handphone saya, berharap kalau – kalau ada sebuah pesan singkat darinya.

Tapi pesan itu tidak pernah ada. Tidak ada,
Dan tidak mungkin ada lagi, sekarang.

Kami sudah membuat jarak, jarak yang tidak boleh saya ingkari. Jarak yang mengharuskan saya pergi dari hidupnya, agar dia lebih bahagia. Dan saya tidak lagi terluka.

Jarak yang memberatkan, meski terkadang menentramkan bagi hati saya yang cemburu. 

Jarak yang membuat saya paham, betapa dia sudah mengambil alih banyak hal, dalam hati saya.

Dipenuhi Rasa Kepadanya.


Dan siang tadi, lagi – lagi saya bermimpi tentang dia...
Ckckckck...Betapa hebatnya dia, sampai masuk ke alam bawah sadar saya.

Bermimpi tentang dia membuat saya seperti tidak mau lagi untuk bangun.
Di mimpi saya, saya dan dia sedang dalam sebuah perjalanan ke suatu tempat. Pada momen itu, dia menyatakan perasaannya pada saya. Saya bingung, bukankah dia sudah punya seseorang?
Saya pun menanyakan itu padanya. Lalu dia bilang bahwa dia akan memutuskan pacarnya jika saya mau menerimanya.
Dalam mimpi pun perasaan saya jadi hangat sekali. Rasanya bahagia..
Dia baru akan menggenggam tangan saya ketika tiba – tiba saya terbangun.

Betapa bencinya saya ketika saya menyadari kalau semua itu Cuma mimpi..
Yah...Bagaimanapun juga, saya harus mengaku kalau masih banyak rasa yang saya tinggalkan untuknya.

Saya masih sulit untuk menerima orang lain selain dia sekalipun saya sudah sangat mencoba untuk itu.
Ah...
Andai saja waktu itu dia memilih saya,
Seandainya saya lebih berharga baginya ketimbang gadis itu...
Seandainya amor selalu berpihak pada saya,
Seandainya kisah cinta saya bisa seindah orang – orang...

Atau setidaknya, biarkanlah  saja saya memilikinya, sekedar dalam mimpi  pun tak apa.
^_^


Buat Kamu


Apakah sebesar itu kerinduanmu?

Nyatanya aku takut,

Padamu? Bukan!

Aku tak kuat menanggung rindu itu..

Ia bahkan terasa memberatkan, bagiku yang terlalu cinta kebebasan.


Lalu aku tau, didalam rindu – rindu itu hanya ada kamu,

Kamu yang kaku terhadap inginmu sendiri.

Tidakkah cinta milik bersama?
Jangan paksakan padaku jika aku tidak mau!

Aku mencintai hatiku, menyayangi rinduku,

Seperti setiap nafasku nanti,
akan kuberikan sepenuh – penuhnya kepada  pemilik cinta.

Maaf, bukan kamu.

Tapi terimakasih, untuk hari – hari berharga saat lelah melanda,

Kamu teman, baik.

Selasa, 13 November 2012

" Jempol Kejujuran "


Hari ini saya menerima permintaan pertemanan di facebook dari seseorang. Orang tersebut kebetulan mengikuti ajang kepenulisan puisi secara online seperti saya juga.

Dia mengirimkan pesan kepada saya untuk me- like puisi di note nya.

Lalu saya menolak dan berargumen bahwa sebagai penulis, kita sudah tidak jujur kalau kita meminta orang lain untuk me – like karya kita.

Kemudian dia menyampaikan argumen nya seperti untuk alasan promosi dan sebagainya. Dia juga tampak sedikit emosi dan mulai menjabarkan kelebihan – kelebihannya di bidang kepenulisan yang sudah jauh di atas saya.

Saya? tidak terlalu peduli.

Karna terlepas dari segala macam alasan apapun, saya beranggapan bahwa meminta orang lain secara sedikit memaksa untuk me- like karya kita adalah sama dengan tidak jujur dengan diri kita sendiri.

Sebagai penulis, sudah seharusnya kita jujur pada karya kita sendiri tho? Kalau banyak yang like, ya berarti karya kita memang bagus di mata pembaca. Kalau gak ada yang like, artinya karya kita jelek.

Setidaknya dengan begitu, bisa menjadi masukan bagi kita untuk memperbaiki karya kita di masa mendatang kan? Kalau menyuruh orang lain me – like karya kita di note dengan alasan sekalian promosi, saya pikir bukankah ada fasilitas ‘ tag’ pada note? Tentu saja itu bisa kita gunakan untuk mempromosikan karya kita.

Sekali lagi, saya tidak peduli dengan berbagai dalil yang digunakan orang lain untuk membenarkan tindakan ‘menyuruh orang me- like’. 
Sebab sebagai orang yang mencintai sastra, saya ingin karya saya benar – benar dihargai karena kualitas. Saya ingin karya saya menang karna karya saya memang bagus, bukan karena mengemis banyak jempol dari orang – orang.

Semoga impian saya cepat terwujudkan, amin! ^_^v

Kamis, 08 November 2012

Nelangsa


Tadi malam adalah malam yang akan saya kenang seumur hidup saya.
Kejadian yang membuat Saya kemudian mengerti, bahwa hidup memang keras dan saya harus tangguh dalam menghadapi badai.

Segalanya bermula karena keadaan ekonomi keluarga yang tengah goyang. Kemampuan finansial saya tidak mendukung untuk tetap tinggal di kosan kami sekarang. Maka saya dan Adik memutuskan untuk pindah.
Dengan bantuan seorang teman, saya menemukan kosan kamar yang harganya sangat miring. Kamar tersebut hendak ditinggalkan pemiliknya yang sudah tidak punya hajat hidup lagi di daerah tempat saya kuliah. Maka karena kami akan meneruskan kontrakan pemilik tersebut, saya bisa mendapatkan harga sangat miring.

Saya sudah mengabari Ibu tentang kabar baik ini, Ibu sangat senang dan mendukung untuk segera pindah. Saya dan pemilik kamar sudah deal. Saya pun sudah mengabarkan juga pada pemilik rumah kalau saya yang akan meneruskan kamar pemilik sebelumnya. Pemilik rumah tidak keberatan kalau kamar tersebut kami tempati berdua dengan adik.

Saya pun berkunjung ke rumah tersebut untuk menyerahkan uang kontrakan. Setibanya disana, saya mendapati ekspresi wajah pemilik kamar yang tampak tidak nyaman.

Saya bertanya ada apa dengannya. Lalu dia bilang bahwa ketiga pemilik kamar yang lain dirumah itu (kamar dirumah tersebut ada empat, salah satunya yang hendak saya dan adik tinggali) meminta untuk rembug masalah pergantian pemilik kamar.

Saya pun menuruti kemauan pemilik kamar. Saya dan adik menghadap ketiga penghuni rumah yang lain. Sejauh – jauh pembicaraan kami, ketiganya menyampaikan keberatan saya dan adik untuk tinggal oleh karena dirasa mereka kurang nyaman. Mereka juga menyalahkan pemilik kamar bahwa seharusnya pemilik kamar meminta izin pada mereka lebih dulu jika hendak ganti pemilik.

Saya tanya, letak keberatan mereka dari sisi mana?
Toh yang bayar adalah saya, pemilik rumah juga sudah setuju saya yang akan menghuni kamar tersebut bersama adik. Begitu pun pemilik kamar. Saya pikir memang yang punya andil disini adalah izin dari pemilik rumah, dan deal dari saya dan pemilik kamar sebelumnya?

Lalu mereka bilang keberatan mereka adalah karena sulit menjemur baju jika ada penambahan penguni rumah. Saya jawab bahwa kami bisa menumpang di tempat lain jika memang disini tidak muat untuk menjemur pakaian. Mereka menjawab lagi bahwa mereka tidak nyaman karena kondisi yang jadi berlima. Dirasa terlalu penuh. Saya bilang bahwa jika mereka terganggu kami bisa tetap tinggal diam dikamar saja.
Ketiga pemilik kamar yang lain tetap ngotot bahwa kami tidak bisa diterima disitu.
Adik mendesak untuk pulang dan mengakhiri perdebatan ini. Saya mencoba untuk ngotot mengingat keadaan orangtua yang menuntut kami untuk hemat.

Adik menahan airmata agar tidak tumpah ruah disana.


Saya dan pemilik kamar serta adik memilih untuk berdiskusi bertiga di luar rumah. Pemilik kamar  menyatakan ketidaksukaannya atas perlakuan tiga pemilik kamar yang lain. Dia pikir kamar itu adalah hak nya, dan dia berhak memilih siapa saja yang akan meneruskan kamar tersebut. Terlebih pemilik rumah juga sudah memberi izin.

Saya tidak bisa menahan airmata saya, didepan pemilik kamar airmata saya tumpah ruah. Betapa hidup begini sulit. Orang – orang tersebut adalah keluarga sesuku sendiri, tapi mereka bahkan tidak mau mengerti tentang keadaan ekonomi yang tengah mendesak saya. Mereka tidak mau membantu.

Pemilik kamar meminta maaf dengan sangat atas perlakuan tidak menyenangkan dari tiga pemilik kamar yang lain. Pertemuan pertama yang sangat tidak menyenangkan, membuat saya memutuskan untuk urung pindah kesana. Saya membayangkan satu tahun ke depan yang begitu berat jika saya tetap ngotot untuk tinggal.

Pemilik kamar juga merasa kecewa , sebab rezeki baginya yang sudah di depan mata, terpaksa tertahan oleh karena alasan ketidaknyamanan tiga orang tersebut yang ia rasa terlalu dibuat - buat.

Akhirnya, saya dan adik memutuskan untuk pulang. Sepanjang perjalanan kami tidak bisa berhenti menangis. Saya sangat terluka. Rasanya saya begitu terhina. Belum pernah saya menangis begini banyak.

Saya membayangkan Ibu yang kecewa tidak bisa mendapat kos yang murah, membayangkan ia yang akan menangis nelangsa jika tau anak – anak nya menerima perlakuan begini buruk.

Dalam hati saya berdoa,
Semoga Tuhan mengangkat derajat kami diatas orang – orang tersebut.
Saya tahu Tuhan Maha Adil. Tuhan akan memberi balasan dengan hidup yang lebih berat bagi mereka suatu hari nanti. Saya percaya itu.

Minggu, 04 November 2012

Kasta


Sebenarnya agak sedikit basi untuk membahas hal ini..Tapi saya hanya ingin sedikit berbagi tentang pengalaman saya beberapa waktu yang lalu.

Waktu itu satu minggu sebelum lebaran idul adha, adik saya ngotot ingin mudik ke rumah orangtua. Tapi saya bilang bahwa saya tidak punya uang untuk ongkos. Adik begitu ngotot, dan akhirnya berangkatlah kami dengan uang pas – pasan.

Berhubung uang tidak cukup untuk kelas eksekutif, kami terpaksa memilih kelas ekonomi. Oh iya.. dari Palembang menuju Bangka kami menggunakan kapal cepat.

Beginilah keadaan kelas ekonomi di kapal yang patut anda ketahui:

Bangku - bangku plastik di foto di atas bisa jadi digunakan sebagai bangku tambahan saat penumpang kelas ekonomi tengah membludak.
 Kursi yang keras .

Foto diatas adalah foto adik saya yang tengah ngantuk berat dengan banyak barang bawaan disekitarnya.


Penumpang di kelas ekonomi kebanyakan adalah bapak – bapak dengan fashion jadul maksimal. Kelas ekonomi berada di teras kapal, tanpa AC, dan suara mesin kapal yang besar yang memekakkan telinga.
Saya harus agak sedikit berteriak untuk bicara dengan adik saya. Say mencoba menikmati keadaan dengan mendengarkan lagu lewat earphone handphone sampai kuping saya terasa sakit.
Adik saya mengeluhkan tubuhnya yang  pegal – pegal akibat tidur di kursi kapal yang keras. Saya hanya bisa meringis menanggapi keluhannya.
Anda tau sebenarnya perasaan saya saat itu? Lucu, ya.. saya merasa lucu dengan keadaan seperti itu.
Tapi sepersekian detik kemudian saya harus menenggelamkan wajah saya dalam – dalam karena malu. Gara – garanya?  saya berniat memesan tiket bus pelabuhan menuju rumah dengan pramugari kapal. Sebenarnya saya sudah menanyakan terlebih dahulu kalau saya menginginkan tiket bus, bukan travel. Tapi kemudian saya syok, karena tiket bus habis dan yang tersisa cuma tiket travel. Uang saya dan adik kurang 20ribu? Rasanya saya ingin bunuh diri pada saat itu.
Bapak ( yang tidur di foto diatas ) tersenyum – senyum geli sembari melihat pada kami.
Saya malu setengah mati. Terpaksa saya mengembalikan lagi tiket tersebut kepada pramugari kapal dan bilang ‘ Gak jadi deh Mbak’. Mbak pramugari menatap saya dengan pandangan mengerti, sedih juga mungkin, melihat beberapa lembar rupiah yang sudah saya pegang untuk saya berikan, tapi ternyata tidak cukup. Saya memasukkan kembali lembaran rupiah itu ke dalam tas dengan perasaan nyesek dan malu. Saya memasang ekspresi datar agar tidak terlihat terlalu menyedihkan.
Sebuah kenyataan yang ada adalah betapa hidup sudah dikotak – kotakkan, kasta ada dimana – mana.
Bahkan pada sebuah kapal : VIP, Eksekutif, Ekonomi ( kami di kasta paling rendah ).

Saat itu juga saya mengerti bahwa uang memiliki tempat yang tinggi di atas banyak hal. 

Saat itu juga saya berjanji kalau setidak – tidaknya saya harus  sejahtera di masa depan , supaya saya tidak perlu menanggung malu lagi lain kali.
Dan anda tau, apa yang dikatakan adik saya?
“ Yuk, balik dari rumah nanti.. gimanapun caranya : kita harus naik VIP!!!”
Saya mengamini.

Kami kemudian naik bus yang mangkal di pelabuhan, lalu melanjutkan naik angkot hingga sampai ke rumah.
Kami pun bercerita tentang pengalaman memalukan itu pada seisi rumah.

Hasilnya? Kami dapat dua tiket VIP untuk kembali lagi ke Palembang selepas lebaran. Hahahaha...
Setidak – tidaknya saya bisa mendongakkan kepala dengan luar biasa, bergabung dengan bule dan cina – cina elit di kelas eksklusif mereka. Betapa bahagianya!

 (Satu hal yang saya sayangkan, saya tidak sempat memfoto kelas VIP beserta bule dan cina - cina itu ). Tapi yang jelas, di VIP kami mendapatkan fasilitas kursi yang nyaman, AC yang dingin, dan kue - kue yang manis, ^_^


Kamis, 01 November 2012

Be Free

Hari ini saya berusaha membebaskan diri dari berbagai kekesalan.
Terkadang hidup terlalu rumit untuk selalu kita pusingkan..

Hari ini saya belajar menikmati setiap ketidakjelasan dalam hidup secara menyenangkan.

Hari ini saya juga mengingat lagi tentang novel saya yang belum selesai di edit ( kapan selesainya? haahaha)



Saya berharap hidup akan terlihat indah dan terasa jauh lebih indah ke depan.
Saya ingin mengirimkan semua beban hidup yang tidak penting ke neraka.


Mulailah belajar berbahagia !

Damn

Ketika saya bahkan seperti tidak berhak untuk memiliki pikiran saya sendiri..
Ketika saya tidak berhak punya amarah..
Ketika anda bahkan memaksakan rasa anda pada saya? anda tidak tau itu sangat menyiksa?
Itu menyebalkan..
saya ingin pergi dari semuanya,
dari tiap - tiap hal menyebalkan yang hendak mematikan jiwa saya.


Saya bahkan tidak berhak cemberut ketika saya kesal?
Kenapa saya harus selalu tersenyum terhadap beberapa orang?
Ketika saya bahkan tidak boleh punya suara yang terlalu KERAS.

Lalu, buat apa saya?